SEKILAS TENTANG MARXISME BAG. I
PRA-MARXISME
bagi masyarakat awam yg terpropaganda kapitalisme, atau para penganut
neo-liberalisme, atau para ekonom kontra ekonomi kerakyatan, atau
masyarakat kapitalisme, akan mengatakan bahwa ide dan konsep sosialisme
berdasarkan tujuannya (untuk penghapusan kelas sosial) adalah utopis
(karena biar bagaimanapun juga, kaya dan miskin selalu ada).... padahal,
bila mengikuti cara berpikir filsuf atau melirik para orang bijak,
ideologi dan konsepsi apapun bila mengatasnamakan tujuan "kesejahteraan"
adalah utopia semua. ... kita sering lupa, bahwa kesejahteraan
tidak dapat diukur oleh nominal apapun, baik berupa uang maupun
materi.... seperti halnya kebahagiaan dan kenikmatan....
di sinilah, Karl Marx (1818-1883) mengkritik tentang upaya
penindasan masyarakat oleh kapitalis yg membuat masyarakat jauh dari
arti "kesejahteraan"... ya, dialah Marx yg saat ini dimusuhi kaum theis
sebagai "Sang Iblis Atheis Yahudi", namun semangat revolusi yg
menggelora dlm dirinya selalu berkobar dlm diri pergerakan kaum buruh
dan tani meskipun para buruh dan tani masa kini jarang mendengar atau
tidak tahu sama sekali siapa itu Marx..... filsuf Paul Feyerabend pun
pernah menggambarkan sosok Marx sbb: "apabila Nietzsche yg dijuluki
sang rajawali filsuf itu adalah seorang filsuf yg mampu mengubah cara
berpikir filsuf lain, maka Marx adalah seorang filsuf yg tidak hanya
mengubah cara berpikir filsuf lain, tapi juga mengubah cara manusia
bertindak"...
pemikiran ekonomi Marx banyak dipengaruhi oleh beberapa filsuf ekonomi, antara lain François Quesnay dan David Ricardo...
sebelum membahas ttg epistemologi dan konsepsi Marx, ada baiknya kita
kembali ke pemikir ekonomi "kiri" di zaman Pra-Klasik (Mazhab
Physiokrasi), yaitu François Quesnay....
setelah agan baca ttg kapitalisme di atas, sebenarnya antara Zaman
Pra-Klasik menuju Zaman Klasik, ada sebuah mazhab pemikir ekonomi kiri
yg disebut Mazhab Physiokrasi yg dipelopori oleh François Quesnay (1694-1774)...
analisis physiokratis pada hakekatnya adalah kegiatan ekonomi berjalan
menurut suatu pola arus lingkaran (circular flow) yg menyangkut
peredaran uang dan barang (teori equilibrium-nya Adam Smith mungkin
dipengaruhi oleh konsep ini)... jika merkantilisme mementingkan sektor
penguasaan pasar yg melahirkan surplus terus-menerus, maka physiokrasi
mementingkan sektor pertanian yg bahkan sektor pertanian dianggap sbg
satu-satunya sektor produktif yg menghasilkan suatu surplus produksi
secara netto utk masyarakat (produit net)... kata "physiokrasi" pun
diambil dari 2 kata dlm bahasa Yunani; f?s?? (fysis) = alam, dan ??at?a (kratia) = kekuatan... jadi, falsafah dasar physiokrasi adalah the natural order of things atau the order of things according to natural law...
pada mulanya, kebenaran atas mazhab physiokrasi ini masih ditangguhkan
sampai manusia mengenal teknologi... ya, pendapat ini kemudian dibantah
oleh ekonom-ekonom modern seperti Wassily Leontief, Eugen von Böhm-Bawerk, John Maynard Keynes, dll...
di zaman dahulu, pangan memang salah satu aset terpenting sebuah negara
dlm mengekspor atau diproduksi dan distribusi sebuah negara, namun dlm
ekonomi pembangunan saat ini, harus kita sadari bahwa suatu negara yg
ingin maju, haruslah beralih dari sektor produksi pangan (karena selain
pangan bisa membusuk dan proses produksinya amat dipengaruhi oleh
berbagai keadaan alam, dlm teori Hubungan Internasional, militer dan
teknologi merupakan faktor pengaruh terbesar dlm meningkatkan posisi
tawar suatu negara)....
namun sebenarnya, physiokrasi tidak membahas masalah ekspor sektor
pangan, hanya bagaimana menata produksi dlm keseimbangan dlm arus, yg
dlm hal ini produksi pangan merupakan nilai utama ketimbang hal
lainnya.... oleh sebab itu, Marx menilai Quesnay sebagai pemikir yg
pertama kalinya menyajikan suatu gambaran secara mendasar mengenai
proses ekonomi dalam kehidupan masyarakat secara universal.... di
sinilah teori Marxis ttg nilai dan surplus, tapi untuk teori Marxis ttg
nilai dan upah, Marx berpangkal pd David Ricardo...
SEKILAS TENTANG MARXISME BAG. II
PROSES "PEMERASAN"
bagaimana terjadinya proses "pemerasan" terhadap kaum proletar (buruh
dan buruh tani)? di sinilah betapa luasnya pemikiran Marx... Marx
menilai bahwa tenaga kerja (labor) dianggap sbg suatu komoditi yg ngga
ada bedanya dgn jenis2 komoditi lainnya, Marx mewakilinya W = barang (ware)... W dijual utk mendapat G = uang (geld) dan G itu digunakan utk membeli komoditi lain, disebut olehnya W1 dan modelnya adalah W - G - W1
dia membandingkan dgn kapitalisme, dimana dana modalnya (G) diproses dgn
bantuan tenaga kerja dan alat-alat produksi (G) sehingga hasilnya
dijual lagi utk menjadi modal (G1) dan modelnya adalah G - W - G1
dlm kerangka pemikiran Marx, beda antara W - G - W1 dgn G - W - G1
mengandung arti dan relevansi yg amat penting... dari sini, kita sudah
dapat poin penting, yaitu dlm susunan ekonomi sederhana, sasaran
produksi adalah suatu transformasi kualitatif dari nilai guna, TAPI dlm ekonomi kapitalisme, sasaran produksi adalah PENAMBAHAN KUANTITATIF dari nilai tukar... atau
dibahasa-awam-kan, sasaran produksi ekonomi sederhana adalah perubahan
nilai guna (mutu atau kualitas) suatu barang, tapi sasaran produksi
ekonomi kapitalisme adalah penambahan jumlah barang dan uang (memperkaya
diri sendiri).... ya, poin penting dari Marx di sini adalah kapitalisme
adalah bentuk memperkaya diri sendiri atau korporasinya....
dimanakah letak pemerasannya?
seorang majikan kapitalis membeli tenaga kerja dgn harga yg sesuai dgn
nilai komoditi tenaga kerja (sesuai yg di atas, bahwa tenaga kerja
dipandang sbg komoditi), majikan kapitalis membayar kpd tenaga kerja
suatu tingkat upah yg sama dgn sejumlah barang kebutuhan hidup yg
diperlukan utk kelangsungan hidup tenaga kerja dan keluarganya (gaji,
asuransi, jaminan kesehatan, biaya akomodasi, tunjangan lainnya)... utk
menghasilkan barang kebutuhan hidup tsb, sebenarnya seorang tenaga kerja
cukup utk bekerja selama 6 jam per hari, tapi telah dikontrak sang
majikan kapitalis sebanyak 8-10 jam per hari.... nah, kelebihan produksi
dari hasil ekstra 2 jam (bila dikontrak 8 jam) dan 4 jam (bila
dikontrak 10 jam) tidak dinikmati oleh tenaga kerja, melainkan dinikmati
sang majikan kapitalis... di sinilah letak nilai surplus yg "dipetik"
oleh majikan kapitalis... pemerasan dimulai dari sini dan saya yakin
hampir semua pegawai sampai buruh kasar tidak menyadari hal ini...
sehari kerja terbagi atas 2 bagian, bagian pertama meliputi 6 jam kerja
menghasilkan nilai produk yg sama dgn upah tenaga kerja (necessary
labor) utk reproduksi tenaga kerja sbg komoditi... bagian kedua meliputi
kelebihan 2-4 jam ekstra time yg tdk dinikmati tenaga kerja, yg disebut
Marx menjadi nilai surplus yg dipetik majikan kapitalis... rasio hasil
kerja surplus (s) terhadap jumlah tenaga kerja upahan (v) yg digambarkan
Marx sbg tingkat nilai surplus (s/v)... dalam hal ini, sang majikan surplus terhadap value added...
nilai suatu komoditi menurut Marx adalah barang akhir yg terdiri atas 3
komponen; yaitu unsur dan akumulasi penyusutan peralatan modal, nilai
tenaga kerja upahan, dan nilai surplus di atas... komponen pertama
disebut modal konstanta (c), komponen kedua disebut modal variabel (v),
dan komponen ketiga adalah nilai surplus (s), nilai total suatu komoditi
dapat dinyatakan dlm rumus c+v+s; rasio nilai surplus terhadap modal
total adalah s/c+v yg mencerminkan tingkat laba (rate of profit)... rasio modal konstan terhadap modal total adalah c/c+v yg dikenal dlm istilah Marxisme sebagai die organische komposition des
kapitals (komposisi organik modal)...
jika s' adalah tingkat nilai surplus, p = tingkat laba, dan q =
komposisi organik modal di atas, maka p = s' (1-q) yg artinya tingkat
laba menjurus ke arah yg sejalan dgn perkembangan tingkat nilai surplus
(menaik bila tingkat nilai surplus bertambah dan menurut bila tingkat
nilai surplus berkurang)... dgn kata lain, perkembangan kapitalisme ditandai semakin besarnya komposisi organik modal... jadi, dalam konsep Marx inilah, tingkat nilai surplus (s/v) merupakan "proses pemerasan"....
masih belum sampai pd pemerasan, yg mencengangkan dlm Marxisme adalah
tingkat laba (yang dinyatakan dlm s/c+v atau p=s'(1-q) di mana s' adl
tingkat nilai surplus dan q adl komposisi organik modal) cenderung
menurun... tenaga kerja manusia rata2 dilengkapi dgn peralatan mesin
mutakhir dan juga mahal (semakin mutakhir semakin mahal), namun dapat
menghasilkan komoditi dlm jumlah yg lebih banyak, tapi tingkat laba
jelas menurun... bagaimana bisa? misalnya, s' bertambah bila
produktivitas tenaga kerja meningkat... akan tetapi, dlm jangka panjang
meningkatnya komposisi organik dari modal ga bisa dihindari.... maka
dari itu, tingkat laba pun juga semakin menurun...
APA SOLUSI MARXISME?
solusi yg ditawarkan Marx adalah kepemilikan bersama (secara kommunal) dan penguasaan aset
utk kaum proletar (sosialisme)... dlm hal ini, negara2 komunis telah
banyak salah mengambil sistem Marx, atau telah memfusikan konsepsi
Marxisme dgn konsep lainnya... misalnya, ketiadaan kepemilikan individu
yg dipandang mengekang kebebasan (Marxis tidak berusaha mengekang
kebebasan, selama dipandang dibutuhkan secara individual, bukan utk
"memeras", Marxisme masih mengizinkannya... namun sayangnya hal itu amat
sulit dilaksanakan, sebab manusia tetap lebih cerdik daripada sebuah
ideologi yg disebut Marxisme itu)... selain itu, Marx menegaskan bahwa
sebenarnya ideologi Marxisme juga merupakan ekonomi sederhana sejak
dahulu, dimana kegiatan sebatas produksi-distribusi-konsumsi (bukan
konsumsi-pemerasan-produksi)...
Marx menegaskan bahwa untuk menumbangkan raksasa kapitalisme, diperlukan perjuangan kelas yg disebut revolusi
(sebenarnya, revolusi sudah dari dulu ada... namun, revolusi sebagai
aksi politik yg berkelanjutan baru diperkenalkan Marx)... ya! revolusi
itu berkelanjutan, yaitu dimulai dari revolusi politik, lalu revolusi ekonomi, dan terakhir revolusi budaya....
bagi Marx, revolusi yg seutuhnya bermakna adalah apabila ketiga langkah
ini dilaksanakan... dan bagi Marx, revolusi inilah satu-satunya
revolusi dan revolusi ini disebut revolusi buruh...
dalam sejarah, setiap revolusi buruh selalu diakhiri secara politik dan ekonomi dgn bentuk pemerintahan diktator proletariat
(yaitu bentuk autokrasi atau totalitarianisme ala kaum proletar) yg
"mulanya" bertujuan menindas kapitalisme... namun, belakangan (contoh:
USSR) lebih sering menindas kaum buruh juga... ini yg kemudian
di-anti-tesis-kan oleh Post-Marxisme (yg terkesan lebih moderat, lebih
mentereng, lebih necis, dan ideologi politik yg ditawarkan adalah
biasanya sosial-demokrat)...
oleh sebab itu, Marx berpendapat bahwa pembentukan kepemilikan bersama
berazaskan kekeluargaan dan persatuan (kommunal) akan diawali oleh
negara sbg fasilitas menuju masyarakat komunis... namun, negara
itu akan lenyap dengan sendirinya apabila kelas sosial sudah tidak ada
lagi di atasnya... baginya, negara adalah sumber penindasan sehingga
harus dihapuskan.... namun negara bisa menjadi alat yang merupakan
transisi untuk penghapusan negara dan membentuk presidium...
Marx mendefinisikan masyarakat komunis sbg suatu sistem masyarakat
dimana setiap orang bekerja menurut kemampuannya sendiri dan kepada
setiap orang memperoleh kebutuhan hidup menurut kebutuhannya.
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=350316954#post350316954